حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
الْمُثَنَّى وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبَانَ بْنِ تَغْلِبٍ
عَنْ فُضَيْلِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ وَلَا
يَدْخُلُ النَّارَ يَعْنِي مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ
إِيمَانٍ قَالَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ إِنَّهُ يُعْجِبُنِي أَنْ يَكُونَ
ثَوْبِي حَسَنًا وَنَعْلِي حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْجَمَالَ وَلَكِنَّ الْكِبْرَ مَنْ بَطَرَ الْحَقَّ وَغَمَصَ النَّاسَ
و قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ فِي تَفْسِيرِ هَذَا الْحَدِيثِ لَا
يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ
إِيمَانٍ إِنَّمَا مَعْنَاهُ لَا يُخَلَّدُ فِي النَّارِ وَهَكَذَا رُوِيَ
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ
ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ وَقَدْ فَسَّرَ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ التَّابِعِينَ
هَذِهِ الْآيَةَ
{ رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلْ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ }
فَقَالَ مَنْ تُخَلِّدُ فِي النَّارِ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin
Al Mutsanna] dan [Abdullah bin Abdurrahman] keduanya berkata, Telah
menceritakan kepada kami [Yahya bin Hammad], telah menceritakan kepada
kami [Syu'bah] dari [Aban bin Taghlib] dari [Fudlail bin Amr] dari
[Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga bagi seseorang yang
di dalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun hanya sebesar biji
dzarrah.
Dan tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Abdullah berkata; Kemudian seseorang berkata kepada beliau, "Sesungguhnya aku merasa bangga, jika pakaianku bagus dan sandalku juga bagus." Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menyukai keindahan. Akan tetapi yang dimaksud kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." Sebagian Ahli Ilmi berkata terkait tafsir hadits ini, "Tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Maknanya, tidak akan kekal di dalam neraka.
Dan seperti inilah sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Akan dikeluarkan dari neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Kalangan Tabi'in memberikan tafsiran terkait ayat ini, "Siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya." Maksudnya, Siapa yang Engkau kekalkan di dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih gharib.
Dan tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Abdullah berkata; Kemudian seseorang berkata kepada beliau, "Sesungguhnya aku merasa bangga, jika pakaianku bagus dan sandalku juga bagus." Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menyukai keindahan. Akan tetapi yang dimaksud kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." Sebagian Ahli Ilmi berkata terkait tafsir hadits ini, "Tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Maknanya, tidak akan kekal di dalam neraka.
Dan seperti inilah sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Akan dikeluarkan dari neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Kalangan Tabi'in memberikan tafsiran terkait ayat ini, "Siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya." Maksudnya, Siapa yang Engkau kekalkan di dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih gharib.
![]() |
Arti Iman dalam islam |
Lalu Apakah yang dimaksud keimanan yang sebesar biji sawi?
Dalam hadis di atas telah disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala akan mengeluarkan seseorang dari api neraka dan memasukkan Surga meskipun hanya memiliki keimanan sebesar biji sawi.
Sebagian orang menduga, orang-orang yang akan dikeluarkan dari neraka meski hanya dengan keimanan sebesar biji sawi yaitu orang yang memiliki pembenaran tentang wujud Allah dan kebenaran Islam meskipun keyakinannya masih tercampuri oleh keraguan. Sungguh dugaan seperti ini merupakan bentuk dugaan yang salah total!.
Karena seseorang yang masih meiliki keraguan tentang wujud Allah ta\ala atau kebenaran Islam sejatinya dia bukan seorang Muslim selamanya, bahkan dia tidak akan masuk Surga selamanya berdasarkan Ijma'(Kesepakatan para Ulama).
Kalau seperti itu, lantas apa yang dimaksud dengan keimanan sebesar biji sawi yang akan menyelamatkan dari api neraka?
Maksud dari keimanan sebesar biji sawi adalah keimanan dalam bentuk a'malul qulub (perbuatan hati) seperti; Cinta Allah ta'ala, takut dari-Nya dan mengagungkan-Nya.
Seseorang yang memiliki pembenaran yang berasal dari hati yang terdalam tentang wujud Allah ta'ala dan kebenaran Islam kemudian dia memiliki amalan-amalan hati meskipun lemah sebagaimana disebutkan pada contoh di atas dan orang ini tidak memiliki keyakinan-keyakinan ataupun perbuatan-perbuatan yang bisa membatalkan keimananannya, orang-orang seperti inilah yang dimaksud dari hadis diatas.
Dia mencintai Allah, akan tetapi kecintaannya lemah bersamaan dengan itu dia samasekali tidak mencampuri cintanya dengan rasa benci.
Dia takut Allah, akan tetapi rasa takutnya lemah sehingga belum mampu mencegahnya dari perbuatan maksiat, tapi dengan rasa takut yang lemah ini tidak dicampuri perasaan meremehkan atau melecehkan.
Adapun sikap membenarkan wujud Allah dan Islam yang lemah dan disertai keraguan maka yang demikian bukanlah sikap seorang Muslim, karena iman ditinjau dari segi bahasa maupun kesepakatan umat adalah pembenaran dengan sepenuh hati tanpa ada keraguan
.
Mari bersama kita perbaiki bersama kesalahpahaman yang telah menyebar ini, mudah-mudahan kita semua digolongkan sebagai umatnya yang berhak masuk Surga dan dihindarkan dari panasnya api Neraka! Aamiin...
Dr. Iyadh Qunaibiy
Artikel Terkait :
Dr. Iyadh Qunaibiy
Artikel Terkait :
0 Response to "Iman Sebesar Biji Sawi Yang Menyelamatkan"
Post a Comment