Bila Akal Mendahului Dalil

Barangsiapa lebih mendahulukan akal dan pemikirannya dibandingkan dengan nash atau dalil maka hampir bisa dipastikan dia akan tenggelam dalam kesesatan dan kebingungan, inilah yang terjadi dalam kehidupan nyata kita. Sebagian orang lebih memilih meninggalkan wahyu/dalil demi teori-teori semata, kita katakan "Allah telah memerintahkan ini"... Dan dia menjawabmu dengan mengatakan: "Menurut pedapat saya..."

Al Qur'an telah memberikan contoh dan gambaran bahayanya mendahulukan akal dan pemikiran atas perintah Allah (nash/dalil) dalam kisah Nabi Nuh 'alaihi salam dan anaknya dalam surat hud ayat 43:

قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. 

  • Anaknya menjawab: (قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ)"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Ini merupakan hasil pemikiran atau akal.
  • Nuh berkata: (الَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ)"Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Ini merupakan wahyu(nash/dalil)
  • Lalu apa hasilnya? (وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ) Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Inilah hasil dan akibatnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Barangsiapa yang terbiasa menentang syariat dengan akal atau pemikirannya, maka hampir-hampir tidak tersisa keimanan dalam hatinya" dalam salah satu bukunya (Dar'u Ta'arudhil 'Aqli Wan Naqli: 1/187) 

Sungguh! Siapa saja yang mendahulukan akalnya atas apa yang Allah perintahkan terhadapnya maka bersiaplah untuk tenggelam, gelombang fitnah akan menyeret siapa saja yang meninggalkan nash/dalil karena sebuah pemikiran. Dan barangsiapa meninggalkan dalil maka dia akan tenggelam dalam lautan kesesatan. Na'udzu billah!
وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. {Al Baqarah: 216}

Syaikh Abu Mariyah Al Qahthani

0 Response to "Bila Akal Mendahului Dalil"

Post a Comment