Suatu saat, penguasa Damaskus; Al Malik Ash Shalih Ismail meminta bantuan dari tentara salib untuk mengalahkan anak saudaranya(kemenakan) Najmudin Ayub yang menjadi penguasa Mesir. Penguasa Damaskus pun harus tunduk pada pasukan salib, dengan memenuhi beberapa persyaratan diantaranya; Mereka harus menyerahkan benteng Shafd, benteng Asy Syaqif dan benteng Shaida. Mereka juga harus memperbolehkan orang-orang Eropa memasuki kota Damaskus untuk membeli senjata dan peralatan perang yang akan digunakan untuk memerangi kaum Muslimin sendiri!.
Karena kejadian itu, pemimpin para Ulama pada saat itu yaitu Al 'Izz bin Abdus Salam rahimahullah berfatwa tentang larangan menjual senjata untuk tentara salib, bukan hanya itu saja yang dilakukan oleh Al 'Izz, beliau bahkan menyerang Al Malik Ash Shalih Ismail di atas minbar masjid Jami'Daulah Umawiyah pada saat khutbah Jum'at, beliau mencelanya atas perbuatannya yang sangat keji, beliau bahkan sama sekali tidak mendoakan penguasa Damaskus selesai khutbah. Padahal hal tersebut merupakan kebiasan para pengkhotbah. Bahkan beliau hanya berdoa: "Ya Allah tunjukanlah umat ini perkara yang baik, yang dengannya mereka semakin mulia dan dengannya musuh-musuh-Mu terhina!", pada saat itu seluruh jama'ah pun turut berdoa dan mengaminkannya.
Al Malik Ash Shalih Ismail pun marah terhadap Al 'Izz bin Abdus Salam, dipersempitlah ruang gerak Al 'Izz. Hingga akhirnya Al 'Izz mengalah dan lebih memilih untuk pergi ke Mesir. Tatkala Al 'Izz mulai berpamitan pada penduduk Damaskus, dan dia mulai mengarahkan pandangannya ke arah Mesir serta mulai melangkahkan kakinya tiba-tiba datanglah utusan khusus dari Al Malik Ash Shalih Ismail untuk al 'Izz bin Abdus Salam supaya Al 'Izz mengurungkan niatnya untuk pergi dan bersikap lembut terhadap Al Malik Ash Shalih. Utusan Al Malik ini mengatakan: "Ini untukmu saja, bagaimana jika kamu balik saja ke rumahmu, kami akan berikan hadiah padamu asalkan kamu hentikan untuk menjelek-jelekkan Al Malik dan engkau cium tangannya, maka kami akan menganggap tidak terjadi apa-apa atas kesalahanmu". " Demi Allah wahai utusan, aku sama sekali tidak rela bila Al Malik mencium tanganku apalagi bila kau harus mencium tangannya! ketahuilah, mulai saat ini kita berada di posisi yang berbeda, ibaratnya kalian berada di suatu lembah dan aku di lembah yang lainnya! Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari ujian keimanan yang menimpa kalian!" Ujar Al 'Izz bin Abdus Salam. Semoga Allah merahmatimu wahai Al 'Izz!
Diambil dari kitab Faidhul Khathir juz 4, cetakan As Sabakiy (8/230).
0 Response to "Larangan Bekerjasama Dengan Orang Kafir Untuk Memerangi Kaum Muslimin"
Post a Comment